Minggu, 14 Maret 2010
brand lounsing 2010
Karakter-karakter pun mulai mencoba berkenalan, berjabat tangan, saling memberikan senyum simpul dan kemudian berusaha bekerjasama. Orang – orang dengan berbagai macam rupa dan mimpi ini memiliki latar belakang aktivitas dan pengalaman yang luarbiasa berbeda. Aku menemukan ribuan makna yang terpatri pada setiap elemen-elemen Cp2 ini. Elemen yang hidup, bernafas, mengemukakan berbagai ide, dan mengeksekusinya dengan cara-cara yang berbeda-beda. Cp2, kumpulan generasi pembaharu yang ingin hidup tertekan dalam keindahan deadline, meringis dalam kebaikan kritik dan kemudian berlari dalam kelantangan eksekusi.Kini, setelah makrab pada 1 april 2010 , Cp2kembali menuangkan semangat baru dalam organisasi, sebuah semangat yang lahir dari kebersamaan dan berkembang didalam satu kesatuan. Harapanku, dan harapan keluarga besar Cp2 adalah persaudaraan yang akan membawa kami mencapai target dan harapan bersama-sama, sebagai satu kesatuan, sebagai organisasi, sebagai agency, dan sebagai anggota keluarga besar Cp2 brand loyalty Kini satu kesatuan Cp2 telah bangkit dengan warna baru, sebuah warna yang menandai pribadi tiap anggota untuk bersatu dalam satu kesatuan.
brand loyalty
Visi
Menjadi market leader dalam pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis Experiential Learning
Misi
Ø Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta melakukan inovasi secara terus menerus.
Ø Memberikan manfaat bagi Pemuda, pelajar, organisasi, dan lingkungan.
Ø Mengembangkan fasilitas penunjang kegiatan Experiential Learning yang representatif dan berkualitas.
Value
Ø Service
Ø Morality
Ø Innovative
Ø Leadership
Ø Exellent
Ø Synergy
Rabu, 17 Februari 2010
KOMPETENSI DIRI
Proses pergerakakan people dalam mengelola naluri bertindak dengan tepat dalam proses 2 pola yang berbeda dalam melakukan tindakan.,kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan merupakan hal penting dalam suatu proses bisnis. Jika terlambat mengambil keputusan, maka akan ketinggalan.
Seperti yang diketahui bersama langkah bisnis yang non organic seperti merger atau akiusisi ataupun align harus dilakukan. ”Dalam melakukan langkah bisnis non organic tersebut membutuhkan speed dan prudent at the same time. Keduanya tidak dapat dipertukarkan, tapi it’s a must untuk dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Namun kadang kita masih keteteran dalam melakukan keduanya,”
Ia menambahkan, dalam konsepsi umumnya terdapat 3 aspek yang perlu dipertimbangkan, yakni struktur, proses, dan people, terutama kompetensinya.
Proses bisnis bukan sekedar rangkaian aktivitas tapi yang lebih penting adalah peroses bisnis decision making. ”Merger, akusisi, adalah peluang bisnis yang bisa datang dari mana saja, bisa dibawa oleh orang lain, tapi kalau respon kita tidak cepat, kita akan lost opportunity. dari rigidnitas dari struktur, kelengkapan proses, namun yang lebih penting, kompetensi dari people. Speed dalah proses yang perlu dibangun.
”Gemang dalam mengambil keputusan, apalagi keputusan yang berkaitan dengan budget, maka bukan tanpa risiko. Karena jika kita terlambat mengambil langkah bisnis, kita akan tertinggal. Kekuatiran mengambil risk dengan menyerahkan proses pengambilan keputusan ke tingkat yang lebih atas, maka percuma kita membuat struktur yang rigid, bisnis proses yang lengkap tapi business decision making-nya lousy,”
Decision making itu sendiri sangat tergantung dari kompetensi, experience, seseorang. ”Untuk membangun kompetensi, kita punya banyak kesempatan belajar membangun kompetensi dari pihak lain. Peningkatan kompetensi ini untuk mempercepat proses decision making, bukan untuk mengangkat proses tersebut ke tingkat yang lebih tinggi,” tegasnya.
Berdasarkan fungsi. ”Naturalnya memang seperti itu: planning, development dan implementation. Kelak organisasi ini pasti akan dibentuk berdasarkan portofolio bisnis atau by industry. Kalau mau membayangkan dengan mudah, pemerintahan diibaratkan dengan Meneng BUMN yang menangani portofolio bisnis BUMN. Secara garis besar ada dua protofolio kita, portofolio product dan portofolio costumer,” ujarnya.
Portofolio costumer yang lebih penting. “Karena untuk memenangkan bisnis, kita harus win the costumer. Jadi, kita harus mengenal betul karakteristik pelanggan kita,” ”Kita tidak cukup cepat. Kecepatan ada prudent, governance, dan risk. Kalau kita tidak cepat dalam mengambil keputusan karena menghindari suatu risiko,sebenarnya kita sedang menciptakan risiko yang lebih besar dengan menghindari keputusan,”
Ketika bermain tenis. Mengambil keputusan untuk melakukan smash ada risikonya, yaitu net atau keluar. Tapi kalau tidak dilakukan, maka hanya akan memberikan bola-bola lambung untuk lawan dan itu berakibat fatal karena lawan akan melakukan smash dan mendapat nilai. Jika ini terus-terusan dilakukan, maka kemenangan akan berada di tangan lawan.tujuan berkompetisi adalah kemenangan. Di sisi lain, jika menghindari risiko dengan cara tidak mengambil keputusan, dalam hal ini hanya berada di pinggir lapangan sebagai penonton, maka dipastikan tidakmendapat kemenangan.
X-plorer team Indonesia.
Selasa, 16 Februari 2010
Outbound training for kids
Penyiapan SDM sejak dini harus dilakukan melalui peningkatan kompetensi anak didik yang berkelanjutan. Tentunya pengembangan ini tidak terlepas dari upaya pendidikan berbasis kompetensi yang melibatkan aspek psikomotorik , knowledge , skill dan attitude yang termasuk di dalamnya persoalan sikap mental , kedisiplinan, percaya diri , bersosialisasi dan kerjasama kelompok di samping juga kegiatan fisik yang amat diperlukandimasapertumbuhan
meramunya dalam bentuk kegiatan yang bercirikhas
➢ " amat berguna,
➢ " menyenangkan,
➢ " belajar,
➢ " bermain,
➢ " mengenal lingkungan,
➢ " bekerjasama dan lain sebagainya …
Tujuan
➢ Membantu mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, sehingga kedua potensi tersebut dapat dioptimalkan dalam meraih prestasi.
➢ Membantu peserta mengembangkan disiplin pribadi, kemampuan bertindak cepat dan tepat serta bertanggung jawab.
➢ Meningkatkan inner motivation yang merupakan kekuatan besar dalam merubah paradigma individu ke arah yang positif.
➢ Meningkatkan self confidence sehingga dapat meningkatkan kepekaan dan potensi invdividu dalam analisis faktor-faktor kegagalan dan keberhasilan.
➢ Memiliki sikap pantang menyerah untuk mencari alternatif solusi dalam menghadapi permasalahan.
Memahami dan memiliki keinginan dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas prestasi
➢ Memiliki sikap besar hati menerima masukan dan kritik dari orang lain / rekan atas kekurangan dan kelemahan diri, serta memotivasi diri bertekat untuk memperbaikinya.terdapat berbagai macam games, berikut adalah beberapa games yang paling sering dilakukan
➢ Ice breaking / zero mind / freedom : Pemantapan tentang tujuan , motivasi , spiritualitas outbound. disini peserta diarahkan agar dalam games outbound harus sungguh2 meskipun hanya dalam bentuk permainan. menciptakan suasana kebersamaan , satu level, serta membuang sampah2 emosi peserta agar dalam melaksanakan outbound bisa berhasil. Peserta dikondisikan pada "THE POWER OF NOW " kekuatan sekarang dengan menghilangkan perasaan2 menyesal pada kejadian masa lalu dan menghilangkan kekawatiran terhadap masa yad (ENJOY IT NOW, NO FEAR-TRUST YOUR HOPE). Serta "THE POWER OF FORGIVING" (Kekuatan memaafkan) dengan keiklasan untuk memaafkan siapapun apapun dan menerima keadaan apapun saat ini ( WHY ME ? BUT WHY NOT ME ? ).
➢ Treasury games : peserta dibagi dalam grup untuk membuat prosedur dan dilaksanakan oleh grup lain, disini akan ketahuan siapa yang pberperan dalam kegagalan suatu tugas,apa prosedurnya atau pelaksananya.
➢ Follow the leader : tentang kepatuhan mengikuti prosedur yang ada
➢ Puzzle games , tentang komunikasi dan team work
➢ Water games / war ;tentang team building , strategi dan taktik
➢ Making tower , tentang solid team work , kerjasama, dan motivasi untuk menjadi the winning team
➢ Trust games : tentang kepercayaan diri untuk mempercayai orang lain
➢ Left right games : tentang konsentrasi dan fokus team dalam bekerjasama .
masih banyak sekali game-game lain yang tentu saja akan kami terapkan setelah melihat paradigma peserta di lapangan
~ Tujuan utama kegiatan pelatihan OUTBOUND adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri (adaptasi) dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap professionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan traits (sifat mendasar) dari individu yang meliputi aspek trus, belief, dan komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik. Nilai plus jika management outbound memiliki profesionalitas tinggi.
Sikap dan perilaku professionalisme seperti ini maliputi :
➢ Terbentuknya suatu komitmen (commitment) yang utuh dari setiap peserta outbound training melalui 4C, yaitu peningkatan kompetensi (competency), pembentukan kosepsi (conception) pemikiran yang komprehensif, terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para pimpinan organisasi dan kususnya relasi kerja antara bawahan dan atasan, serta munculnya keyakinan akan kepercayaan diri (confidence) akan kemampuan masing-masing peserta yang pada akhirnya akan pula berpengaruh dalam membangun rasa memiliki (the owners) dan bukan sekedar menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlihat dari bertumbuh kembangnya rasa tanggung-jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya masing-masing.
➢ Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan, berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, etika dan etos kerja yang tinggi.
➢ Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.
➢ Team building (misalnya dalam outbound training) yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan
tugas daripada kepentingan pribadi. Dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.
➢ Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program Olah Rasa yang menjadi porsi perhatian outbound bahkan perhatiannya kepada pengembangan Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu peserta dalam meningkatkan kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.
Kegiatan meliputi :
➢ Botany (Pelajaran ilmu tumbu tumbuhan, kegunaan dan penggunaan)
➢ Ecology (Pelajaran pemeliharan dan pelestarian lingkungan. Mengatasi sampah/limba)
➢ Ornithology (Pelajaran ilmu burung burung dan kepentinganya dalam siklus alam)
➢ Volcanoes (Pelajaran ilmu gunung aktiv, pendakian, panduan dengan kompas, berkemah)
➢ Sport (Sepak bola, jogging cross country, gymnastic, mancing, memanah)
Senin, 15 Februari 2010
succes
Goal / tujuan yang didefinisikan dengan baik, harus mencakup “SMART”
Spesific / stretching (spesifik)
Measurable (bisa diukur)
Achievable (bisa dicapai)
Realistic (realistis)
Time Bound (ada batas waktunya)
Pertanyaan mengenai ‘SMART’ sewaktu menetapkan sasaran di tingkat manapun juga adalah sbb :
Spesifik :
Apa yang perlu kita perbaiki secara spesifik?
Bagaimana kita tahu perbaikan ini telah tercapai?
Apa yang dapat kita gunakan sebagai patokan?
Program Improvement (perbaikan) apa yang paling tepat untuk kita, tim, dan organisasi?
Bisa diukur:
Bagaimana kita dapat mengukur perubahan? (Kualitas)
Apa patokan atau standar yang digunakan untuk mengukur hasil yang tidak baik, kurang baik atau sangat baik? (Kualitas)
Oleh berapa orang?Berapa banyak perubahannya? (Kuantitas)
Dari mana persentasenya? (Kuantitas)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan? (Time)
Seberapa sering kita harus meninjau kemajuan? (Time)
Berapa banyak keuntungan yang akan disimpan / berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan? (Uang)
Apakah kita membutuhkan anggaran? (Uang)
Kesepakatan
Seberapa besar komitmen untuk mencapai ini?
Sejauh mana target ini akan sejalan dengan arah organisasi?
Realistis
Seberapa realistis target yang akan dicapai mengingat kondisi bisnis / kendala pasar?
Apa yang bisa salah? Rencana kemungkinan apa yang harus dibuat?
Time Bound
Apa yang seharusnya menjadi batasan waktu? (Membentang tapi realistis)
Dapatkah saya memiliki komitmen untuk batas waktu yang telah ditentukan?
Tujuan harus sesuai dengan misi, jika tidak maka tidak akan ada link dengan apa yang akan dicapai oleh organisasi.
Menterjemahkan tujuan organisasi sekaligus menjabarkannya adalah sama seperti membuat rencana pelaksanaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Spesific / stretching (spesifik)
Measurable (bisa diukur)
Achievable (bisa dicapai)
Realistic (realistis)
Time Bound (ada batas waktunya)
Pertanyaan mengenai ‘SMART’ sewaktu menetapkan sasaran di tingkat manapun juga adalah sbb :
Spesifik :
Apa yang perlu kita perbaiki secara spesifik?
Bagaimana kita tahu perbaikan ini telah tercapai?
Apa yang dapat kita gunakan sebagai patokan?
Program Improvement (perbaikan) apa yang paling tepat untuk kita, tim, dan organisasi?
Bisa diukur:
Bagaimana kita dapat mengukur perubahan? (Kualitas)
Apa patokan atau standar yang digunakan untuk mengukur hasil yang tidak baik, kurang baik atau sangat baik? (Kualitas)
Oleh berapa orang?Berapa banyak perubahannya? (Kuantitas)
Dari mana persentasenya? (Kuantitas)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan? (Time)
Seberapa sering kita harus meninjau kemajuan? (Time)
Berapa banyak keuntungan yang akan disimpan / berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan? (Uang)
Apakah kita membutuhkan anggaran? (Uang)
Kesepakatan
Seberapa besar komitmen untuk mencapai ini?
Sejauh mana target ini akan sejalan dengan arah organisasi?
Realistis
Seberapa realistis target yang akan dicapai mengingat kondisi bisnis / kendala pasar?
Apa yang bisa salah? Rencana kemungkinan apa yang harus dibuat?
Time Bound
Apa yang seharusnya menjadi batasan waktu? (Membentang tapi realistis)
Dapatkah saya memiliki komitmen untuk batas waktu yang telah ditentukan?
Tujuan harus sesuai dengan misi, jika tidak maka tidak akan ada link dengan apa yang akan dicapai oleh organisasi.
Menterjemahkan tujuan organisasi sekaligus menjabarkannya adalah sama seperti membuat rencana pelaksanaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.
outing activity
DIVA dalam rangka meleburkan paradigma lama menjadi pola pikir dan behaviour yang baru
Untuk itulah outing activity ini diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan di atas.
memberikan spirit baru untuk mengawali hasil implementasi transformasi Diva Hal penting lainnya adalah untuk melebur paradigma lama ke mindset dan behaviour baru untuk men-speed-up perubahan pola pikir dan kerjasama pengelolaan.
Outbound activity ini diisi dengan beberapa kegiatan yang memberikan nilai-nilai leadership sehingga memiliki kemampuan untuk mengarahkan, membimbing serta melakukan pengawasan kepada satuan unit (anggota tim) untuk mencapai tujuan bersama. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan melakukan coaching dan menjadi panutan bagi anggota team yang lain. Selain itu nilai-nilai team orientation yaitu kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama. Termasuk di dalamnya adanya kesadaran untuk membedakan peran sebagai pemimpin kelompok dan sebagai anggota kelompok sehingga tercipta sinergi teamwork yang optimal. Hal lainnya adalah nilai-nilai communication yaitu kemampuan untuk menyampaikan hasil pemikiran secara efektif sehingga dapat dipahami pihak lain.
dalam memilih people, harus benar-benar memperhatikan kompetensi yang dimiliki orang tersebut. “Apabila anda salah memilih people, maka sebenarnya anda telah membunuh orang-orang pintar”,
Untuk itulah outing activity ini diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan di atas.
memberikan spirit baru untuk mengawali hasil implementasi transformasi Diva Hal penting lainnya adalah untuk melebur paradigma lama ke mindset dan behaviour baru untuk men-speed-up perubahan pola pikir dan kerjasama pengelolaan.
Outbound activity ini diisi dengan beberapa kegiatan yang memberikan nilai-nilai leadership sehingga memiliki kemampuan untuk mengarahkan, membimbing serta melakukan pengawasan kepada satuan unit (anggota tim) untuk mencapai tujuan bersama. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan melakukan coaching dan menjadi panutan bagi anggota team yang lain. Selain itu nilai-nilai team orientation yaitu kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama. Termasuk di dalamnya adanya kesadaran untuk membedakan peran sebagai pemimpin kelompok dan sebagai anggota kelompok sehingga tercipta sinergi teamwork yang optimal. Hal lainnya adalah nilai-nilai communication yaitu kemampuan untuk menyampaikan hasil pemikiran secara efektif sehingga dapat dipahami pihak lain.
dalam memilih people, harus benar-benar memperhatikan kompetensi yang dimiliki orang tersebut. “Apabila anda salah memilih people, maka sebenarnya anda telah membunuh orang-orang pintar”,
Langganan:
Postingan (Atom)